Reda Menerima Ujian Allah, Kunci Ketenangan Jiwa

Setiap manusia pasti ada ujian yang tersendiri di atas muka bumi ini dan setiap ujian pasti ada hikmahnya. Allah SWT tidak akan membebani hamba-hambaNya melainkan dari kemampuannya.

Reda Menerima Ujian
Sumber: Andrea Piacquadio (pexels.com)

Setiap ujian yang diturunkan oleh Allah SWT adalah tanda Allah sayang terhadap hambaNya dan sudah pasti Dia lebih mengenali hamba-hambaNya. Setiap ujian juga pasti ada jalan penyelesaiannya. Allah SWT hanya mahu melihat tahap keimanan atau cara kita menerimanya setiap ujian tersebut. Firman Allah SWT yang bermaksud:

“Jikalau mereka bersungguh-sungguh reda dengan apa yang yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka serta berkata, “Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian daripada kurnia-Nya, dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang yang berharap kepada Allah. (Tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).” (Surah at-Taubah ayat 59)

Reda secara umum bermaksud bersedia dengan ikhlas hati meredai ketentuan Allah dengan bersangka baik atas setiap aturanNya sekalipun bertentangan dengan apa yang kita inginkan. Allah SWT Maha Mengetahui dan hanya Dia yang tahu apa yang tidak diketahui dan apa yang terbaik buat hamba-hambaNya.

Selain itu, sumber reda merupakan iman di mana semakin kuat dan tebal iman seseorang, semakin mantap reda dalam jiwanya dan menyerahkan dirinya kepada Allah SWT. Sikap reda diterima setelah berusaha sehabis baik. Jika dia perlu memilih antara dua pilihan perlulah dia berhubung dengan Allah SWT melalui solat istikharah dan kemudian bertwakkal kepada Allah.

Contohnya, ada yang ditimpa kemalangan, kesusahan dari segi wang ringgit pembayaran hutang dan kematian orang tersayang. Sepanjang kita hidup di atas muka bumi ini, ujian-ujian inilah yang membantu kita mendekatkan diri kita kepada Allah dan mengingati mati. Allah SWT berfirman:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS Al-Ankabut: 2)

Cara Menerima Sesuatu Ujian

Percaya Ujian Tanda Allah Sayang

Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).

Jangan Mengeluh Dengan Ujian Allah

Kita tidak boleh mengeluh atas setiap ujian yang ditimpa. Kadang-kadang apa yang kita rancangkan tidak berjalan dengan baik. Namun, mengeluh adalah sesuatu perbuataan yang tidak digalakkan kerana perancangan Allah itu lebih baik dan besar sebenarnya.

Jangan mudah mengeluh dan bersedih kerana kita tidak tahu perancangan Allah dan carilah penyelesaian setiap masalah tersebut. Jika masalah yang dilalui besar dan sangat menyakitkan di sudut hati, serahlah segalanya kepada Allah dan ia pasti akan ada sinar kebahagiaan. Allah SWT berfirman:

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamu lah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Ali Imran: 139)

Ada Yang Lebih Baik Menanti

Tanpa kita sedar disebalik setiap ujian pasti ada hikmahnya. Allah juga menjanjikan yang lebih baik kepada hamba-hambaNya jika terus berusaha, sabar dan yakin dengan ketentuan Allah SWT. Setiap apa yang berlaku tidak lari dari kemampuan kita dan setiap manusia memang tidak dapat lari dari ujian bertubi-tubi.

Selain itu, ujian bukan sahaja dalam bentuk kesedihan tetapi juga apabila dia dalam kesenangan. Selain itu, semakin besar sesuatu ujian itu, semakin besar tanda sayangNya kepada HambaNya. Kemungkinan apa yang kita mahu itu bukanlah sesuatu yang baik buat kita. Allah SWT berfirman:

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 216)

Sabar Dan Tawakkal

Sabar  merupakan sifat mulia. Setiap ujian yang menimpa diri perlulah diterima dengan sabar. Mereka yang bersikap sabar dan bertakwa akan dikasihi oleh Allah dan Allah memandangnya dengan pandangan rahmat.

Apabila seseorang bersabar, maka ketahuilah bahawa Allah mahu memberikan kepadanya manfaat yang besar lagi luas berpanjangan dari dunia dan akhirat. Sesiapa yang berpuas hati dengan apa yang ada, Allah akan mencukupkannya dan sesiapa yang bersabar, Allah akan menganugerahkannya kesabaran.

Ujian Penghapus Dosa dan Peroleh Pahala

Rasulullah SAW bersabda:

“Apa sahaja yang menimpa seseorang Muslim seperti rasa letih, sedih, sakit, gelisah, sampai duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dengan sebab itu semua”. [Muttafaqun ‘alaihi]

Anas RA berkata: Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya cuban. Sesunguhnya apabila Allah SWT itu mencintai suatu kaum maka Dia mengujinya. Barang siapa yang rela menerimanya, dia mendapat keredaan Allah, dan barang siapa yang murka, maka dia pun mendapat kemurkaan Allah”. (HR Tirmidzi)

Perbanyakkan Doa Dan Zikir

Ujian-ujian yang diberikan oleh Allah adalah untuk menguji kita. Adakah sudah cukup amalan kita di atas muka bumi ini? Apabila ditimpa sesuatu ujian tersebut, perlulah kita memperbanyak doa dan zikir. Hal ini juga dapat menambahkan pahala dan mendekatkan lagi diri kita kepada Allah SWT.

Di samping itu, tahap keimanan kita juga semakin bertambah. Allah merindui hamba-hambaNya untuk lebih banyak berdoa dan memohon pertolongan dariNya. Oleh sebab itu, Allah SWT menimpakan ujian tersebut supaya untuk mengingatkan siapakah diri kita di atas muka bumi yang sementara ini. Allah SWT berfirman:

“(Iaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’d: 28)

Ingat Dosa-dosa Lalu

Seringkali kita dengar dari mulut orang apabila setiap kali dia mengenang dosa-dosa dia yang lalu apabila ditimpa kesusahan. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya seorang Mukmin itu melihat dosa-dosanya seolah-olah dia berada di kaki sebuah gunung, dia khawatir gunung itu akan menimpanya. Sebaliknya, orang yang durhaka melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di atas hidungnya, dia mengusirnya dengan tangannya –begini–, maka lalat itu terbang”. (HR. At-Tirmidzi, no. 2497 dan dishahîhkan oleh Al-Albani)

Firman Allah SWT yang bermaksud:

“Dan apa jua menimpa kamu daripada sesuatu kesusahan (atau bala bencana), maka ia disebabkan apa yang kamu lakukan (dari perbuatan yang salah dan berdosa); dan (dalam pada itu) Allah memaafkan sebahagian besar dosa kamu.” (Surah Asy-Syu’ara ayat 30)

Kesimpulan

Penutup kata, sifat reda terhadap setiap ujian Allah bukanlah bermakna kita lemah namun kita telah sehabis baik untuk menghadapi ujian hidup ini. Ingatlah, kita bukanlah mengejar setiap hal-hal dunia ini tetapi akhirat kelak. Jika ujian yang kita hadapi menyebabkan tekanan dan depresi yang tidak terkawal segeralah berjumpa dengan pakar psikologi demi kesihatan kita.

Kongsikan Artikel Ini

Facebook
Telegram
Email
WhatsApp
Twitter

Artikel Berkaitan